Pages

Sunday, April 14, 2013

Menjaga komitmen itu sulit

(Alunan lagu Endless Love - Reason bersenandung)
Aliran darah ini terus mengalir, mengisi setiap ruang tubuh yang membutuhkannya. Sepoi angin menyimbak tubuh ini yang sedang termenung di teras rumah. Pikiran melayang entah apa yang harus kulakukan lagi. Ya, Sebuah keputusan untuk terus menjaga komitmen yang telah ku buat sendiri sejak Agustus 2010.

Saat itu, hati ini begitu tegar menerima kenyataan. Aku memang orang tak berada, dan aku memang orang yang serba kekurangan. Tapi aku adalah seorang pejuang. Lewati hari ini begitu berat, penuh dengan isak tangis hati, penyesalan masa lalu dan diselimuti angin rindu kepada wanita. Sekali lagi aku berfikir saat itu aku adalah pejuang. I AM STRUGGLER!



Sendiri menemani siang, malam, dan pagi. tak pernah aku segelisah ini dengan wanita. Angin hanya berlalu tak mampu menghiburku, Kilatan badai yang lewat pun hanya sedikit mengejutkanku dan kembali aku dalam kegelisahan. Apa aku saat itu? aku sungguh tak tau. Sungguh malu seorang pria yang seharusnya tegar dan mampu berdiri diterpa badai asmara harus terjatuh kembali.

Perlahan kubuang ingatan memalukan itu, sedikit tersenyum ketika melangkah ke ingatan berikutnya. Ya, Karena masalah hebat itu, kini diri ini mampu bersikap lebih baik dan lebih bijaksana. dan satu perubahan hebat dalam diriku, kini memiliki prinsip hidup untuk cinta. seorang wanita yang kukenal dulu saat aku masih SMP. kini dia kembali berkomunikasi denganku, bukan karena waktu tapi karena keadaan. dia mengajarkanku tentang menjaga komitmen dirinya untuk tidak berpacaran selama masa kuliahnya.
Waw! Sungguh hebat wanita ini, satu dari seribu wanita yang mampu menegakkan dirinya diatas keterbalikan dunia.

2 Tahun berlalu, Hampir saja aku melanggar apa yang telah aku prinsipkan. Godaan wanita begitu hebat, dan sampailah aku jatuh dalam jurang cinta yang tak kenal siapa dan apa. Hingga aku utarakan perasaan itu kepada seorang wanita yang berhasil membuatku jatuh hati karena hijabnya. ya, hanya sekedar mengutarakan, sama sekali tidak memaksa untuk menerima jawaban darinya. "Untung saja" gumamku dalam hati. Bagaimana jika dia menerima ungkapan hatiku padanya?. dan aku hanya seorang PECUNDANG jika itu terjadi karena memakan omongan sendiri dan melanggar komitmen sendiri.

Kembali menjalani kehidupan dengan menjaga prinsip yang mungkin kolot bagi sebagian anak muda yaitu "tidak mau berpacaran, namun ingin langsung menikah". Tak mudah memang, namun Allah SWT selalu membimbingku dan melindungiku dari hal melanggar prinsip.

Awalnya memang sulit, namun ketika dijalani ternyata nikmat juga. Tak ada yang mudah dalam hidup ini, apalagi menjaga prinsip yang bertentangan dengan nafsu dan kebiasaan orang saat ini. Lebih baik memikirkan bekal kita di akhirat kelak, sehingga ketika semua itu sudah pada waktunya aku sudah siap untuk membimbing calon istriku nanti. :)

Upss, aku tersadar oleh dentang waktu yang terus bergulir menunjukkan pukul 17.14 WIB dan aku belum melakukan shalat Ashar. Segini dulu ya..
(OST. Heart - Kehilangan menutup kebuntuan)



"Menjaga Komitmen Tak Semudah Mengganti Kata"
"Hanya Perjuangan yang mampu merubah kata yang terlanjur terucap"
- Septian Danu Protocol 

0 comments:

Post a Comment