Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa ta'ala, karena rahmat dan karunia-Nya penulis masih bisa menulis dan membagi kisah-kisah inspiratif dari belakang layar.Ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala kadang berada di atas dan kadang berada di bawah. untuk itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk menjaga hati dan berdoa agar ditetapkan hati kita atas ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
sebuah kisah, sebuah renungan untuk para saudariku diluar sana yang sudah menikah. jadilah istri yang qonaah dan sabar.
Saat cinta memenuhi hati, pastilah memercik
pada perilaku manusia. Cinta yang paling tinggi, paling luhur, paling suci, dan
paling manis adalah cinta kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Cinta kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan Cinta
karena Allah subhanahu wa ta'ala. sebuah kisah, sebuah renungan untuk para saudariku diluar sana yang sudah menikah. jadilah istri yang qonaah dan sabar.
SEBUAH KISAH - ISTRI YANG SABAR
Alkisah,
ada seorang wanita muda yang cantik. Cantik bagaikan bunga. Dia menikah dengan
seorang laki-laki yang menurutnya bias mengumpulkan dunia untuknya. Hidup
mereka berjalan memutar, dan laki-laki itu mulai kelihatan belangnya. Topeng
buruknya terkuak semakin banyak, dari hari ke hari sampai akhirnya wanita itu
mendapatkan anugerah dari Allah subhanahu wa ta'ala, dan mengetahui jalan hidayah melalui
sahabat-sahabatnya. Laki – laki itu bersikap sangat keterlaluan, bahkan
terhadap dirinya sendiri. Dia melalaikan Allah subhanahu wa ta'ala, tidak menghiraukan
ajaran-ajaran agama, dan melakukan banyak pelanggaran, yang membuatnya layak
mendapat murka Allah subhanahu wa ta'ala.
Wanita
itu merasakan dunia yang luas ini menjadi sempit. Dia mengalami kebingungan
dalam menghadapi masalahnya ini. Apalagi semua usahanya untuk menasehatinya, menyadarkannya,
bahkan bertengkar dengannya telah gagal total. Sebagian keluarganya menyarankan
agar ia meninggalkan suaminya, begitu juga dengan sahabat-sahabatnya. Bahkan
mereka mendesaknya agar segera melakukan hal itu.tapi dia menolak mentah-mentah
dan berkata di dalam hati, “aku menikah dengan dia karena mengharapkan kekayaan
dia. Lalu setelah aku mengetahui jalan hidayah, aku harus meninggalkannya?
Tidak,tidak akan! Justru aku akan meminta pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Aku
akan menambah cintaku, perhatianku, dan kasih sayangku kepadanya. Dan aku
bertekad untuk mengubah sikapku terhadapnya. Aku akan berusaha keras untuk
memberikan aneka ragam seni interaksi kepadanya dengan sesuatu yang tidak
pernah ia lihat sebelumnya dariku. Dan pada saat yang sama, aku akan berusaha
semaksimal mungkin untuk mengetuk pintu langit, dengan sekuat tenaga tanpa
adanya bosan. Aku akan memperkuat hubunganku dengan Allah subhanahu wa ta'ala ya mungkin,
dengan cara beribadah, meningkatkan kadarnya, selalu berdoa, selalu tunduk dan
patuh, melaksankan perintah-Nya, perbanyak sedekah, dsb. Mungkin ini bias
menjadi sebuah wasilah, sebuah perantara kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Agar berkenan
membantuku dalam mencapai apa yang aku inginkan. Aku akan tabah menghadapi
kebodohannya dan sikapnya yang keras kepala. Serta apa saja yang mungkin
dilakukan terhadapku. Aku hanya akan melakukan apa yang diridhai oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Beberapa
bulan yang kering telah berlalu. Sementara langit wanita itu tidak menunjukkan tanda
– tanda terbitnya. Akan tetapi ia tetap bertekad akan tetap melanjutkan
tekadnya sampai akhir. Sehingga Allah subhanahu wa ta'ala memutuskan sesuatu yang harus
dilakukan. Dia berjalan di atas dua jalur yang sejajar. Dia merubah siasatnya
dalam menghadapi suaminya. Dia mengganti pendekatan nasihat secara langsung
dengan mengalirkan topic topic yang bisa dibaca / didengarkan agar bisa sampai
ke dalam hatinya. Atau secara implicit dia bisa menunjukkan akibat buruk yang
dialami oleh banyak orang yang berpaling dari Allah azza wa jala. Dan siasat
siasat yang lainnya, adalah dia meningkatkan ibadah kepada Allah. Melalui
ibadah – ibadah sunnah, merendahkan diri, menangis, dan mengucurkan air mata di
hadapan Allah subhanahu wa ta'ala.
Setelah
mendapatkan hidayah dari Allah subhanahu wa ta'ala, setelah mata batinnya diterangi cahaya oleh Allah subhanahu wa ta'ala,
dan setelah hatinya bersinar terang. Suaminyapun berkata : “ Istriku sangat
berjasa dalam mengupayakan hidayah untukku. Dan mengeluarkan aku dari gelapnya kelalaian
dan kesesatan. Ia benar – benar sabar dalam menghadapiku dan terus berusaha
untuk tetap tabah. Ia berjuang kerasa dalam menghadapiku, seperti perjuangan
seorang dokter spesialis dalam menghadapi pasien kritis yang hampir mati.
Sementara dia berjuang keras untuk memperhatikan hidupnya, ia telah menunjukkan
berbagai macam kesabaran, sementara ia juga berusaha membimbingku sedikit demi
sedikit. Hal itu dilakukannya sampai saat dia dapat membuka hatiku untuk
menerima cahaya dari Allah subhanahu wa ta'ala. Akupun meninggalkan semua kebiasaan masa laluku
demi mengharapkan ridha alloh terhadapku. Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa ta'ala, Rabb
semesta alam. Dan semogaAllah subhanahu wa ta'ala berkenan memberikan balasan atas jasa istriku
tercinta.
Wallahu’alam
0 comments:
Post a Comment