Pages

Tuesday, August 30, 2011

Mengucapkan Minal aidzin wal faidzin apakah artinya?

ya.... memasuki hari raya idul fitri,, kita sering mendengar dan melakukan hal ini, yaitu bersalaman dengan mengucapkan minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin.... apakah minal aidzin wal faidzin itu berarti mohon maaf lahir dan batin? ato kah itu hanya sekedar frasa pelengkap?
marilah kita simak bacaan berikut, semoga berguna bagi para pembaca sekalian....
Minal Aidin Wal Faizin tidak ada dan tidak dikenal dalam budaya Arab Lebaran tidak lama lagi segera akan dirayakan.
Frasa yang akan banyak diucapkan orang di hari berbuka (baca: ‘iedul fitri) adalah “MINAL AIDIN WAL FAIZIN”. Seringkali frasa berbahasa Arab ini diikuti
dengan frasa berbahasa Indonesia : maaf lahir dan batin.
Orang mengucapkan dua frasa ini biasanya sambil menyorongkan tangan untuk bersalaman. SMS pun akan banyak mengutip frasa ini. Bahkan iklan di media cetak
dan televisi juga menampilkan rangkaian kata ini. Seringkali pula tulisan berhuruf latin ini dibikin sedemikian rupa sehingga menyerupai kaligrafi huruf Arab. Tapi, tahukah kita bahwa frasa “Minal Aidin Wal Faizin” itu tidak dikenal dalam budaya Arab (terlebih lagi dalam islam)? Dalam buku berjudul “Bahasa!”
terbitan TEMPO.
Di halaman 177
buku ini, Qaris Tajudin
mengungkapkan bahwa memang
frasa Minal Aidin Wal Faizin
“berasal dari bahasa Arab, bahasa
yang banyak menyumbang istilah keagamaan di Indonesia, baik agama Islam maupun Kristen.” Qaris mengatakan bahwa selain tidak dikenal dalam
budaya Arab, frasa Minal Aidin Wal Faizin juga hanya dapat dimengerti oleh orang Indonesia. Frasa ini bisa ditemui dalam kamus bahasa Indonesia, tapi
tidak ditemukan dalam kamus bahasa Arab, kecuali dalam lema
kata per kata. Lalu, apa arti Minal Aidin Wal Faizin? Terjemahan frasa ini
adalah : dari orang yang kembali dan orang-orang yang menang.
Mungkin maksud lengkapnya adalah : ”Semoga Anda termasuk
orang-orang yang kembali (ke jalan Tuhan) dan termasuk orang
yang menang (melawan hawa nafsu).”
Ternyata, adalah suatu kesalahan besar jika kita mengartikan Minal
Aidin Wal Faizin dengan “mohon maaf lahir dan batin”.
[dinukil dari: http://jalansutera.com]
UCAPAN YANG BENAR PADA HARI RAYA 'IED
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang ucapan selamat pada hari raya maka beliau menjawab [Majmu Al-Fatawa 24/253] :
“Ucapan pada hari raya, di mana sebagian orang mengatakan kepada yang lain jika bertemu setelah shalat Ied :
ﺗَﻘَﺒَّﻞَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻨَّﺎ ﻭَﻣِﻨْﻜﻢ
Taqobbalallahu minnaa wa
minkum
“Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian” Dan (Ahaalallahu ‘alaika), dansejenisnya, ini telah diriwayatkan dari sekelompok sahabat bahwa
mereka mengerjakannya. Dan para imam memberi rukhshah untuk melakukannya seperti Imam Ahmad dan selainnya. Akan tetapi Imam Ahmad berkata :
“Aku tidak pernah memulai mengucapkan selamat kepada seorangpun, namun bila ada orang yang mendahuluiku mengucapkannya maka aku menjawabnya. Yang demikian itu karena menjawab ucapan selamat bukanlah sunnah yang diperintahkan dan tidak pula dilarang. Barangsiapa mengerjakannya maka baginya ada contoh dan siapa yang meninggalkannya baginya juga ada contoh, wallahu a’lam.” [Lihat Al Jauharun Naqi 3/320. Berkata Suyuthi dalam 'Al-Hawi: (1/81) : Isnadnya hasan]
Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari [2/446] :
“Dalam “Al Mahamiliyat” dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata :
“Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.
Ibnu Qudamah dalam “Al- Mughni” (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata : “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mereka bila kembali dari shalat Id berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain :
Taqabbalallahu minnaa wa minka”
Imam Ahmad menyatakan : “Isnad hadits Abu Umamah jayyid (bagus)” [2]
Adapun ucapan selamat : (Kullu ‘aamin wa antum bikhair) atau yang semisalnya seperti yang banyak dilakukan manusia [seperti "minal aidin wal faidzin" yang tersebar luas di Indonesia], maka ini tertolak tidak diterima, bahkan termasuk perkara yang disinggung dalam firman Allah,
ﺃَﺗَﺴْﺘَﺒْﺪِﻟُﻮﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻫُﻮَ ﺃَﺩْﻧَﻰٰ ﺑِﺎﻟَّﺬِﻱ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ؟
“Apakah kalian ingin mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” [Al-Baqåråh: 61]
[Disalin dari buku Ahkaamu Al Iidaini Fii Al Sunnah Al Muthahharah, edisi Indonesia Hari Raya Bersama Rasulullah, oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, terbitan Pustaka Al-Haura', penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Husein, http://www.almanhaj.or.id/content/1177/slash/0]
Foote Note:
[1]. Al Jalal As Suyuthi menyebutkan dalam risalahnya ” Wushul Al Amani bi Ushul At Tahani” beberapa atsar yang berasal lebih darisatu ulama Salaf, di dalamnya ada penyebutan ucapan selamat Read more: http://www.abuayaz.co.cc/2010/08/mengenal-makna-minal-aidin-wal-faidzin.html#ixzz1Vj7FCrGJ Diposkan oleh Abu Abdillah Rifqi Anshori As-Salamah

Monday, August 22, 2011

Apakah Pembersih tangan Efektif?


Sering kah kita menggunakan pembersih tangan instan?
Hmm... saya sendiri sih belum pernah,,, kalaupun kepepet ga ada air,, terpaksa pake jurus
"Min koman kamin, si kuman jadi vitamin" hehhe.... (jangan ditiru yah..... :p)
Nah,, Baru saja saya membaca mengenai pembersih tangan,,, dan mungkin bermanfaat untuk teman - teman semua..

TRIBUNNEWS.COM - Mencuci tangan dengan sabun di bawah guyuran air masih menjadi prioritas utama dalam membersihkan tangan.
Tentunya kita tidak bisa membandingkan efektivitas pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizers) untuk membunuh virus dan bakteri dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Sebenarnya fungsi utama pembersih tangan tersebut adalah pengganti ketika kita tidak dapat menemukan air dan sabun untuk membersihkan tangan. Sebuah penelitian terbaru membuktikan bahwa pembersih tangan ternyata dapat meningkatkan risiko infeksi virus yang memicu peradangan pada saluran pencernaan.
Banyak orang percaya bahwapembersih tangan sama efeknya dengan mencuci tangan dengan sabun sehingga lebih memilih untuk menggunakannya karena lebih praktis. Padahal, seharusnya mereka tahu bahwa pembersih tangan ini hanya digunakan dalam keadaan darurat dan tidak bisa sepenuhnya menggantikan fungsi sabun.
Bahayanya pembersih tangan tentu saja tidak seberbahayanya seperti penggunaan secara tidak rasional atau antibiotik yang berlebihan, yang dapat menyebabkan resistensi kuman. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan pembersih tangan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko infeksi.
pembersih tangan meningkatkan risiko infeksi gastroentritis. Dalam infeksi ini virus yang disebut norovirus memicu peradangan mukosa usus. Sangat mudah menular dan bisa memicu diare, mual dan nyeri pada usus.
Medicalnewstoday pernah melakukan penelitian pada 161 fasilitas kesehatan dan dipresentasikan pada pertemuan American College of Preventative Medicine. Karyawan pada fasilitas kesehatan yang diteliti 6 kali lebih memilih mencuci tangan mereka dengan pembersih tangan ketimbang sabun. Lalu, 53% karyawan yang menggunakan pembersih tangan lebih sering, melaporkan pengalaman terkena wabah norovirus ini. Angka ini jauh lebih besar daripada karyawan yang lebih suka menggunakan sabun, yang hanya 18%.
"Pembersih tangan kurang optimal dalam mengendalikan infeksi norovirus. Memang tidak ada hubungan langsung antara pembersih tangan dengan infeksi virus ini, tetapi ada kecenderungan peningkatan risiko bila dalam jangka panjang hanya menggunakan pembersih tangan," menurut Dr. David Blaney dari pusat kontrol penyakit dan pencegahan AS.
Sumbernya : disini.