Al-Wala' Wal Baro' (Tali Simpul Iman Yang Paling Kuat)
Islam adalah agama yang jelas dan semp dan Rosul-Nya , membenci apa-apa yang dibenci oleh Alloh dan Rosul-Nya .
Islam bukan agama yang Abu-abu. Abu-abu dalam mencinta dan membenci,
abu-abu dalam mendukung dan memusuhi, serta abu-abu dalam berkasih
sayang dan bersikap keras. Islam mengajarkan para pemeluknya untuk
mencintai para pecinta kebenaran dan membenci orang-orang yang membenci
kebenaran. Inilah yang dimaksud dengan al-wala’ dan al-baro’.
urna dalam bersikap. Bersikap mencintai terhadap apa yang dicintai Alloh Wala’ adalah kecintaan, kede-katan, dan kasih sayang. Sedangkan baro’ adalah kebencian, permusuhan, dan sikap menjauh.
Wala’ dan baro’ berarti dekat, mencintai dan membela Alloh , agama-Nya, Rosul-Nya dan kaum mukminin serta menjauhkan diri, membenci, dan memusuhi orang-orang kafir dan kekufuran.
Wala’ kepada Alloh , agama dan Rosul-Nya haruslah
bersifat mutlak; tidak boleh tidak. Begitu pun baro’ terhadap kekufuran
dan kaum kafir harus bersifat mutlak pula. Sedangkan untuk sesama kaum
muslimin, pada asalnya adalah berlaku wala’ tetapi terkadang harus
diiringi oleh baro’ pada kasus tertentu, yaitu terhadap pelaku maksiat
dan pelaku bid’ah, masing-masing disesuaikan dengan besar dan kecilnya
kadar penyimpangannya. Selama mereka masih berada dalam lingkaran Islam,
maka sikap wala’ harus tetap berlaku bagi mereka, apalagi ketika
berhadapan dengan orang-orang kafir, jangan sampai hati dan lisan-lisan
kita le-bih semangat untuk menghujat kaum muslimin dengan berpura-pura
melupakan kekejaman kaum kafirin.
Alloh pun Ber’wala Kepada Kaum Muslimin
Alloh telah
memberikan pelajaran kepada kita semua tentang bagaimana kita bersikap
di saat kaum muslimin yang berbuat kesalahan berhadapan dengan kaum
kafirin; yaitu ketika beberapa sahabat Nabi membuat kesalahan yang besar dengan membunuh orang musyrik di bulan yang dilarang untuk berperang. Hingga Nabi pun
tidak mau mengambil harta rampasan perang yang diperuntukkan kepada
Beliau, ditambah lagi dengan banyaknya celaan-celaan kaum muslimin
kepada mereka. Namun Alloh Yang Maha Bijaksana tetap berwala’ kepada
kaum muslimin sekalipun mereka telah berbuat kesalahan, karena kesyrikan
dan kekafiran lebih besar lagi dosanya daripada membunuh jiwa. Tentang
ini Alloh berfirman:
“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Alloh, kafir kepada Alloh, (menghalangi masuk) Masjidil harom dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Alloh. dan berbuat fitnah (syirik) lebih besar (dosanya) daripada membunuh…” (QS. al-Baqoroh: 217)
Sebaliknya siapapun mereka, kerabat atau orang jauh bahkan keluarga sendiri sekalipun, jika mereka kafir kepada Alloh dan Ro-sul-Nya ,
maka tidak ada wala’ bagi mereka. Begitulah sikap orang-orang terdahulu
yang sholih tidak pernah pandang bulu untuk berbaro’ kepada mereka yang
kafir kepada Alloh dan Rosul-Nya sekalipun
mereka adalah keluarganya sendiri. Bahkan bila diperlukan untuk
memerangi, mereka tidak akan segan-segan untuk melakukannya, seperti
yang telah dilakukan oleh Abu Bakar, Mus’ab bin ‘Umair dan Abu ‘Ubaidah
dan sahabat-sahabat Nabi lainnya .
Tentang mereka Alloh berfirman:“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Alloh dan hari akhirat, saling berkasih-sayang de-ngan orang-orang yang menentang Alloh dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka..” (QS. al-Mujadilah: 22) [lihat Tafsir Ibnu Katsir]
Saudaraku kaum muslimin… dari sini kita
mengetahui sangat pentingnya akidah al-wala’ dan al-baro’.Jika tepat
dalam mema-hami masalah ini maka dipastikan akan tepat pula dalam
bersikap. Sebaliknya ketidak tepatan dalam hal ini akan mengakibatkan
menyimpangnya seseorang bahkan bisa mengarah kepada kekafiran.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini di antara tingginya kedudukanakidah wala’ dan baro’ dalam Islam:
- Wala’ Dan Baro’ Merupakan Syarat Keimanan
Alloh berfirman:
“Sekiranya mereka beriman ke-pada
Alloh, kepada nabi dan ke-pada apa yang diturunkan kepa-danya (Nabi),
niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi
penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
fasik.” (QS. al-Maidah: 81)
Ibnu Taimiyah berkata tentang ayat ini, “…Ini menunjukkan barangsiapa yang mengangkat me-reka menjadi penolong-penolong, maka dia tidak menunaikan iman yang diwajibkan, yaitu iman ke-pada Alloh, Nabi dan apa yang diturunkan kepada beliau.” (al-Iman: 14)
- Wala’ dan Baro’ Merupakan Tali Iman yang Paling Kuat
Rosululloh bersabda:
() أَوْثَقُ عَرَى اْلِإيْمَانِ الْحُبُّ فَي الله وَالبُغْضُ فِي الله((
“Tali simpul iman yang paling kuat adalah mencintai karena Alloh dan membenci karena Alloh.” (HR. Ahmad 4/486, dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah)
- Wala’ dan Baro’ Prinsip Utama Orang-Orang Ber–iman
Alloh berfirman:
“Muhammad itu adalah utusan Alloh
dan orang-orang yang ber-sama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…” (QS. al-Fath: 29)
Itulah prinsip orang yang beriman dalam
berwala’ dan ber-baro’, mereka bersikap keras dan tegas kepada
orang-orang kafir, namun bersikap lemah lembut dan baik terhadap
orang-orang beriman. Selalu menampakkan muka yang masam dan kemarahan di
hadapan wajah orang kafir, tapi di hadapan orang mukmin selalu
tersenyum dan penuh keceriaan. Bukan sebaliknya!
Saudaraku Kaum Muslimin…
Berpegang teguhlah kepada kalimat Lailaha Illalloh.
Pahamilah maknanya serta cintailah orang yang berpegang teguh kepadanya
dan jadikanlah mereka sebagai saudara, walaupun jauh tempatnya.
Ingkarilah para thogut, jadikanlah mereka musuh, bencilah siapa saja
yang mencintai mereka, bantahlah mereka atau mereka yang tidak
mengingkarinya, atau katakanlah, ‘Aku bukanlah bagian dari mereka’….Wallohu a’lam